Silaturahim Akan Tingkatkan Kinerja Bagren

Tanggal Publikasi May 07, 2015
594 Kali
“Dari silaturahim akan berkembang suasana keakraban. Dari keakraban akan terjadi kerjasama. Dari kerjasama akan meningkatkan kinerja. Itu menurut saya,” demikian Iwan Kurniawan, ST, MM, menyampaikan ketika tim Buletin Jendela Pembangunan Daerah mewawancarainya usai kegiatan Konsinyering Bagian Perencanaan, pada 15-17 April 2015, di Bogor.

Kabag Perencanaan Sekretariat Ditjen Bina Pembangunan Daerah itu beralasan, ajang silaturahim untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Bagian Perencanaan sangat penting untuk dilakukan secara berkala.

“Kalau tidak kenal, bagaimana tim kerja di Bagian Perencanaan ini bisa meningkatkan kinerja untuk mencapai tugas dan fungsinya sebagai bagian (yang menangani) pelayanan terhadap direktorat? Itulah maksud saya,” jelasnya.

“Misalnya, (di Bagian Perencanaan) ada (beberapa) teman yang tidak kenal satu sama lain. Bahkan, saya sendiri, tidak kenal semua nama-nama orang yang ada di Bagian Perencanaan,” tambahnya ketika meyakinkan bahwa kegiatan konsinyering yang dilakukan yang pertama kalinya itu penting untuk dilakukan.

Ia juga mengatakan, pertemuan konsinyering itu akan dilakukan secara rutin. Setidaknya tiga kali dalam setahun.

“Pertemuan ini merupakan koordinasi menyeluruh untuk tugas dan fungsi-nya Bagian Perencanaan. Setelah itu, karena ada langkah-langkah dari masing-masing Subag yang akan dikerjakan atau ditindaklanjuti, maka para Subag ini akan menindaklanjuti dengan tim kecilnya nanti. Subag ini nanti akan membuat kesepakatan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan konsinyering ini,” jelasnya.

Iwan Kurniawan, ST, MM menyampaikan, tujuan dilaksanakannya konsinyering tersebut, yaitu untuk silaturahim khususnya di Bagian Perencanaan, baik PNS maupun yang non PNS, mulai dari tim SIPD, Sekber DAK, Jurnal-Buletin, dan Perpustakaan, serta semua staf yang ada di Bagian Perencanaan.

Tujuan lainnya adalah untuk ajang tukar pikiran terkait dengan pelaksanaan pengelolaan manajemen yang ada di Bagian Perencanaan.

“Kami juga ingin melakukan pembekalan atau pemantapan, khususnya terkait dengan pelaksanaan kegiatan Sekretariat Bersama Dana Alokasi Khusus (Sekber DAK) dan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang sekarang mekanismenya menjadi Bantuan Teknis (Bantek), dan ada beberapa (yang sifatnya kontrak individual swakelola),” terangnya lagi.

Lebih jauh, Iwan Kurniawan, ST, MM mengatakan, konsinyering itu dimaksudkan untuk mengetahui beberapa program kerja yang terkait dengan pelaksanaan program kerja Sekber DAK dan SIPD, serta kegiatan lainnya di Bagian Perencanaan.

Selain itu, kegiatan itu juga ingin ‘membedah’ Rencana Kerja Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja), sehingga terjadi pemahaman di lingkungan Bagian Perencanaan terkait keduanya.

“Di sini, diharapkan akan saling memberikan pemahaman di antara kami terkait Renstra dan Renja,” ungkapnya.

Meningkatkan kinerja di lingkungan Ditjen Bina Pembangunan Daerah sangat penting, terlebih di Bagian Perencanaan. Sebab, menurut pria ramah yang pernah memimpin Subdit Perencanaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Direktorat Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup itu, tugas dan fungsi Bagian Perencanaan cukup berat, terutama sekarang.

Pasalnya, tahun ini Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri mengalami perubahan yang cukup signifikan.

“Dengan kondisi terjadinya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) di Ditjen Bina Pembangunan Daerah membuat itu berubah total. Hal ini memengaruhi kinerja Ditjen Bina Pembangunan Daerah secara keseluruhan,” terangnya.

“Karena itu, di semua Direktorat terjadi ‘kebingungan-kebingungan’, sehingga Bagian Perencanaanlah yang menjadi tolak ukur (acuan) terhadap pemberian pemahaman dan informasi (pemberian penjelasan) terhadap SOTK yang baru itu,” tambahnya.

“Aktivitas Ditjen Bina Pembangunan Daerah mau dibawa ke mana, Bagian Perencanaanlah yang menjadi ‘jembatan’ bagi jelasnya informasi tersebut,” tandasnya.

Dalam penjelasannya, Kabagren juga menyampaikan, sebelum SOTK baru yang sudah ditandatangani Permen-nya itu dilaksanakan, SOTK yang lama harus clear (jelas) dulu output-nya.

“Harus clear dulu prosesnya dan output harus bisa dipertanggungjawabkan. Itu tujuan saya untuk SOTK baru,” terangnya.

“Misalnya, SIPD targetnya seperti apa? Jangan sampai ketika SOTK baru diberlakukan, kita meninggalkan masalah atau hal-hal yang mencerminkan kualitas pekerjaan yang minus,” tandasnya lagi.

Kabagren menginginkan, SIPD yang sudah dilaksanakan oleh Subag Data dan Informasi, bisa menjaga kualitas pekerjaannya.

“Teman-teman yang baru nanti, hanya melanjutkan dan tidak menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

“Misalnya, jangan sampai ada data kelembagaan yang kosong. Atau jangan tidak ada penyelesaian di daerah terhadap definisi operasional atau apa pun yang terkait dengan pekerjaan Bagian Perencanaan. Kita harus menyelesaikan dalam waktu transisi ini,” terangnya lagi.

Ia mengatakan, sebelum SOTK baru dimobilisasi, Bagian Perencanaan perlu mengadakan pertemuan-pertemuan.

“(Hal itu) untuk membahas apa agenda ke depan, untuk melakukan langkah-langkah baru yang menjadi tugas dan fungsi kita yang baru. Itu nantinya akan ditindaklanjuti dengan forum-forum kecil untuk dibahas secara lebih detail lagi,” pungkasnya.[ds]