
JAKARTA - Stunting menjadi isu krusial yang membutuhkan dukungan dan intervensi lintas sektor untuk mencapai target nasional sebesar 14 % pada 2024 serta kesiapan menghadapi puncak bonus demografi di Indonesia pada tahun 2045.
Menghadapi hal tersebut, Kementerian Dalam Negeri melakukan berbagai upaya di antaranya membangun hubungan kemitraan yang memiliki peran strategis dalam melakukan akselerasi dan transformasi kesehatan, khususnya di bidang lingkungan yang memiliki keterkaitan dalam penanganan stunting.
Kemendagri terus menjajaki rencana kerjasama dengan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKL)I serta membahas agenda penting lainnya, Kamis (19/05/2022).
Pertemuan ini merupakan kali kedua untuk menyusun strategi dan rencana tindak lanjut dalam mendukung transformasi kesehatan.
"Adapun beberapa agenda penting yang akan dilaksanakan secara sinergi meliputi pendayagunaan tenaga kesehatan di bidang kesehatan lingkungan melalui program afirmasi pendidikan di bidang kesehatan dengan memberikan kesempatan kepada putera dan puteri terbaik mengikuti program beasiswa yang akan diberikan khusus untuk Provinsi Maluku dan Provinsi Papua pada Juni 2022 di Ambon," jelas Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Teguh Setyabudi.
Selanjutnya, Teguh juga menyampaikan rencana kegiatan yang akan diselenggarakan oleh HAKLI dalam rangka pendayagunaan seluruh petugas Puskesmas dalam percepatan penurunan stunting yang akan diikuti oleh sebanyak 7000 petugas dengan alat-alat peraga yang akan disediakan oleh Kementerian Kesehatan yang akan diselenggarakan pada 24 hingga 25 Mei 2022.
Dalam rangka penguatan dan sinkronisasi data stunting, HAKLI akan melakukan penelitian yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang dan mengembangkan role model satu desa satu sanitarian di Provinsi NTT.
HAKLI juga akan mengoptimalkan keterlibatan TP-PKK dalam mendukung percepatan penurunan stunting di bidang kesehatan lingkungan.